Sifat Shalat Jumat - Silsilah Dauroh Fiqih Shalat
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Sifat Shalat Jum’at – Silsilah Dauroh Fiqih Shalat ini disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada Sabtu, 3 Jumadal Awwal 1439 H / 20 Januari 2018 M di Masjid Al-Barkah, Kompleks Rodja, Cileungsi.
Download mp3 dauroh sebelumnya: Sifat Shalat Berjama’ah Sesi 3 – Silsilah Dauroh Fiqih Shalat
Ringkasan Penjelasan Sifat Shalat Jum’at – Daurah Sifat Shalat Nabi
Hari jum’at adalah hari yang sangat istimewa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لا تَطْلُعُ الشَّمْسُ وَلا تَغْرُبُ عَلَى يَوْمٍ أَفْضَلَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“tidaklah matahari terbit dan tidak pula terbenam dihari yang paling utama dari hari jum’at” (HR. Ahmad)
Hal ini menunjukkan bahwa hari jum’at adalah hari yang paling utama. Bahkan dalam hadits yang shahih yang dikeluarkan oleh Imam Muslim, hadits dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga taubat Adam diterima, pada hari jum’at juga Adam meninggal dunia. pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintannya.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan beberapa kejadian. Yang semua itu merupakan keutamaan hari jum’at tersebut. Tentang waktu yang mustajab, para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Sebagaian mengatakan dari semenjak khatib duduk di mimbar berdasarkan sebuah riwayat yang menunjukkan akan hal itu. Akan tetapi banyak ulama yang mengatakan bahwa riwayat itu cacat. Yang dikuatkan dan dibela oleh Imam Ibnu Qayyim rahimahullah bahwa waktu-waktu yang mustajab itu adalah setelah ashar sampai matahari terbenam. Hal itu yang paling kuat dan haditsnya shahih.
Hari Jum’at Merupakan Hari Raya Kaum Muslimin
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أتاني جبريل وفي يده كالمرآة البيضاء فيها كالنكتة السوداء فقلت يا جبريل ما هذه قال الجمعة قال قلت وما الجمعة قال لكم فيها خير قال قلت وما لنا فيها قال يكون عيدا لك ولقومك من بعدك ويكون اليهود والنصارى تبعا لك
“Jibril pernah mendatangiku, dan di tangannya ada sesuatu seperti kaca putih. Di dalam kaca itu, ada titik hitam. Aku pun bertanya, ‘Wahai Jibril, ini apa?‘ Beliau menjawab, ‘Ini hari Jumat.’ Saya bertanya lagi, ‘Apa maksudnya hari Jumat?‘ Jibril mengatakan, ‘Kalian mendapatkan kebaikan di dalamnya.‘ Saya bertanya, ‘Apa yang kami peroleh di hari Jumat?’ Beliau menjawab, ‘Hari jumat menjadi hari raya bagimu dan bagi kaummu setelahmu. Sementara, orang Yahudi dan Nasrani mengikutimu (hari raya Sabtu–Ahad).‘”
Hal-Hal Yang Harus Dilakukan dihari Jum’at & Malam Jum’at
Pertama, disunnahkan memperbanyak shalawat dihari jum’at. Berdasarkan had it Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ
“Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. Oleh karena itu perbanyaklah shalawat di hari Jum’at, karena shalawat akan ditampakkan kepadaku….” (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad)
Dalam satu riwayat yang hasan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa Allah memiliki malaikat yang Allah tugaskan untuk berdiri di sisi kuburan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan malaikat itu bisa mendengar ucapan seluruh makhluk yang ada di dunia. Tidak ada seorangpun yang bershalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali malaikat akan berkata, “hai Muhammad, fulan bin fulan bershalawat atasmu“. Maka kemudian Allah bershalawat untuk orang itu sepuluh kali kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kedua, disunnahkan membaca surat Al-Kahfi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum’at.” (HR. Al-Hakim, Al-Baihaqi)
Ketiga, disunnahkan dishalat subuh dihari jum’at untuk membaca As Sajdah pada rekaat pertama dan membaca Hal ataa ‘alal insaani pada rakaat kedua.
Dari Abu bu Hurairah, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِ (الم تَنْزِيلُ) فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِى الثَّانِيَةِ هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca pada shalat Shubuh di hari Jum’at “Alif Lamim Tanzil …” (surat As Sajdah) pada raka’at pertama dan “Hal ataa ‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkuro” (surat Al Insan) pada raka’at kedua.” (HR. Bukhari & Muslim)
Disebutkan juga dalam satu riwayat yang shahih bahwa shalat jama’ah yang paling utama adalah shalat subuh berjamaah dihari jum’at. Sebagian orang menjadikan surat As-Sajdah untuk dua rakaat. Maka menurut Ibnu Qayyim, hal ini termasuk bid’ah dalam kitab زاد المعاد (Zadul Ma’ad). Maka itu tidak dibenarkan.
Keempat, memperbanyak do’a. Terutama diakhir-akhir hari jum’at.
Maka jika kita memperhatikan para salafus shalih, mereka tidak ingin diganggu pada hari jum’at sore yaitu antara ashar dan maghrib. Mereka memperbanyak ibadah dan berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Karena itu waktu yang sangat mulia dan waktu yang sangat mustajab untuk berdo’a.
Simak Penjelasan Lengkapnya dan Download MP3 Sifat Shalat Jum’at – Daurah Sifat Shalat Nabi
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/29712-sifat-shalat-jumat-daurah-sifat-shalat-nabi-ustadz-badrusalam-lc/